Halo, Sobat TGR! Meski teknologi pada saat ini semakin maju, masih banyak permainan tradisional yang tidak kalah seru, lho! Salah satunya yaitu permainan Jamuran yang berasal dari Yogyakarta ini. Hmm, mungkin bagi anak 90-an, permainan ini pasti familier.
Nah, pada kesempatan kali ini, TGR akan mengajak sobat-sobat mengenal permainan Jamuran lebih jauh. Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang permainan Jamuran, tahukah kalian kalau TGR sudah pernah membahas permainan ini? Nah, buat sobat TGR yang penasaran, kalian bisa klik link di bawah ini.
https://tgrcampaign.com/read/306/yuk-kenalan-dengan-jamuran-permainan-tradisional-khas-yogyakarta
Permainan Jamuran ini tergolong permainan tradisional yang sangat populer di Yogyakarta dan sekitarnya lho, Sobat TGR. Walau begitu, permainan ini tetap dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja karena tidak membutuhkan peralatan khusus dan hanya membutuhkan tanah yang luas atau pelataran. Lalu, bagaimana cara bermainnya? Langsung saja yuk simak lebih lanjut.
Ilustrasi Kota Yogyakarta
Jamuran adalah salah satu permainan tradisional yang sangat populer bagi anak-anak sebelum ada gawai lho, Sobat TGR. Permainan ini tergolong sering dimainkan karena tidak memerlukan alat-alat untuk bermain dan relatif santai dan mudah untuk dimainkan.
Dalam permainan tersebut, anak-anak akan membentuk lingkaran dengan bergandengan sambil menyanyikan lagu Jamuran. Sesuai namanya yang berasal dari kata jamur, dalam permainan Jamuran pemain akan berpura-pura menjadi jamur dengan gerakan yang sudah disepakati bersama di awal. Oleh karena itu, permainan ini disebut dengan permainan Jamuran.
Permainan Jamuran banyak dikenal oleh anak-anak yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan asal usul permainan Jamuran.
Permainan Jamuran sudah ada sejak era Wali Songo lho, Sobat TGR. Permainan ini pertama kali ditemukan oleh salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Giri. Permainan Jamuran merupakan permainan asal Jawa Tengah, tepatnya di Yogyakarta. Permainan ciptaan Sunan Giri ini awalnya untuk sarana dakwah kala itu (Nurul, 2016).
Sesuai dengan tujuannya, permainan Jamuran ini sarat akan nilai-nilai dan pesan moral yang terkandung dia antaranya adalah:
Ilustrasi Sunan Giri
Bermain Jamuran bisa dimainkan oleh siapa saja, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Permainan Jamuran tidak membutuhkan perlengkapan bermain tambahan, namun hanya membutuhkan tanah kosong atau halaman yang luas. (Zulfa, 2017). Fungsi tanah luas ini agar anak-anak dapat bebas bergerak dan berlari.
Permainan Jamuran dapat dimainkan empat hingga lebih pemain dimana satu orang menjadi pancer (pusat) dan anak-anak lainnya bergandengan tangan membentuk lingkaran mengelilingi pancer tersebut. Mereka berjalan berputar, mengelilingi pancer sambil bernyanyi lagu permainan Jamuran seperti yang diungkapkan (Mulyani, 2013).
Ilustrasi Bermain Jamuran
"Jamuran ya ge ge thok
Jamur apa ya ge ge thok
Jamur gajih mbejijih sa ara-ara
Sira badhe jamur apa"
Tutorial lengkap permainan Jamuran dalam bentuk video dapat disaksikan di sini
Ketika sudah pada kalimat siro badhe jamur apa, anak yang menjadi pancer berteriak menyebut sebuah gerakan yang wajib diikuti anak-anak lainnya. Anak-anak yang semula bergandengan tangan akan berhamburan, lalu menirukan gerakan yang diucapkan anak yang menjadi pancer tadi.
Misal, yang diucapkan adalah “Jamur patung” anak-anak lainnya harus diam menjadi patung. Jika ada anak yang senyum atau tertawa, anak tersebut harus berganti posisi menjadi pancer.
Terdengar mudah ya, Sobat TGR? Sebenarnya tidak semudah itu, karena permainan ini juga membutuhkan ketelitian dan konsentrasi pemain. Permainan ini juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan mental dan emosi anak, lho. Salah satunya dapat membuat anak menjadi bahagia serta memiliki kenangan indah bersama teman-temannya yang bisa diceritakan di kemudian hari. Jadi, tertarik mencoba permainan Jamuran dengan Sobat TGR lainnya?
Bagi Sobat TGR yang ingin bermain Jamuran bersama TGR dan tertarik bekerjasama serta ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini atau hubungi admin kami di nomor +62 856 9479 2992 (FT/ed.EVA)
Writer: Muhammad Fata
Editor: Eva Gianina
Graphic Designer: Dinda Priska
QC/Publisher: Aghnina Wahdini
REFERENSI:
DINAS KEBUDAYAAN (KUNDHA KABUDAYAN) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (2014) Dolanan Jamuran
https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/394-dolanan--jamuran
Pramudyani, Avanti Vera Risti. "Permainan Tradisional Jamuran: Analisis Pengetahuan Guru PAUD Yogyakarta Ditinjau dari Taksonomi Bloom." Jurnal Pelita PAUD 4.2 (2020): 169-177.
https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v4i1.972
Fitriani, Amallia Putri, and Putri Ayu Maharani. "Peningkatkan Kemampuan Sosial Anak Melalui Permainan Jamuran." Jurnal Pendidikan Modern 4.3 (2019): 37-43.
https://doi.org/10.37471/jpm.v4i3.71
Mustakimah, Mustakimah, and Sri Mu'amamah. "Upaya membentuk karakter percaya diri dan kreatif pada anak usia dini melalui permainan tradisional jamuran." Journal of Early Childhood and Character Education 1.1 (2021): 35-52.
https://doi.org/10.21580/joecce.v1i1.6613
Permainan Tradisional Jamuran Jogja Traditional Games Returns
Mitra Kolaborasi:
Copyright © 2017 - 2025 Traditional Games Returns All rights reserved.