Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Voluntrip Belajar Budaya Bersama Adik Yayasan Al-Kahfi

Senin, 31 Maret 2025 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 686 Kali

  Halo, Sobat TGR! Bermain menjadi salah satu kegiatan yang sering dilakukan anak-anak karena seru dan menyenangkan. Nah, agar lebih seru dan menambah ilmu, anak-anak bisa lho bermain sambil belajar. Terutama belajar berbagai budaya Indonesia.

Lho, emangnya bisa ya bermain sambil belajar budaya? Ya tentu saja bisa dong. Buktinya, pada 25 Januari 2025 lalu, TGR dan Voluntrip by Kitabisa berkolaborasi untuk mengadakan acara “Voluntrip Fun Mission Belajar Budaya Bersama Adik Binaan Yayasan Al-Kahfi”. Acara ini diikuti oleh 30 adik binaan, 23 relawan Voluntrip by Kitabisa, dan 8 anggota Tim TGR.

Tentang Yayasan Al-Kahfi

  Yayasan Al-Kahfi cabang Johar Baru beralamat di Jalan Taman Kramat Jaya Baru No.4, RT.14/RW.1, Johar Baru, Kota Jakarta Pusat. Nama “Al-Kahfi” merupakan sebuah doa bagi yayasan yang diambil dari kitab suci Al-Quran. Al-Kahfi mengisahkan tujuh orang pemuda gigih yang memelihara keimanan dan ketakwaan di tengah kerusakan masyarakat. 

  Yayasan Al-Kahfi didirikan dengan semangat membangun masyarakat melalui dakwah, pendidikan, amar ma’ruf nahi mungkar, aksi sosial, dan pemberdayaan ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan. Yayasan ini berdiri pada tahun 1999 di Surabaya dan sudah mempunyai banyak cabang yang tersebar di Indonesia.

Memulai Acara dengan Ice Breaking

  Voluntrip kali ini dimulai pada pukul 09.15 WIB, yang diawali dengan sambutan Kak Tiara Utami, Humas Yayasan Al-Kahfi. Dalam sambutannya, Kak Tiara menguji semangat para peserta sebelum berkegiatan dengan jargon “anak soleh” dan para peserta bersorak, “Siap masuk surga. Aamiin.” Kak Tiara juga menjelaskan fakta menarik tentang lokasi Yayasan Al-Kahfi yang terletak di Kecamatan Johar Baru. 

Ternyata, kecamatan ini merupakan salah satu permukiman terpadat di Asia Tenggara dengan kepadatan penduduk lebih dari 50.000 jiwa/km2. Saking padatnya Johar Baru, banyak permasalahan yang timbul, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan bullying,” ujar Kak Tiara.

Potret Sambutan Humas Yayasan Al-Kahfi, Kak Tiara

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Setelah Kak Tiara selesai memberikan sambutan, Kak Nina langsung bertanya kepada seluruh peserta, “Siapa yang mau main?”. Lalu, seluruh peserta menjawab dengan lantang, “Saya!”.

  Kak Nina mengajak seluruh peserta untuk membentuk lingkaran besar. Sesi ice breaking kali ini diawali dengan perkenalan antara adik-adik binaan dengan kakak-kakak relawan, agar keduanya saling akrab.

Saatnya Perkenalan!

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Kemudian, Kak Nina mengajak para peserta untuk bermain permainan tradisional tanpa alat. Mulai dari cingciripit, kereta-keretaan, bentuk kelompok sesuai jumlah huruf, dan tepuk ampar-ampar pisang lalu suit

 

Potret Sesi Ice Breaking

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Selanjutnya adalah sesi pembagian kelompok, yang mana tiap kelompoknya terdiri dari 8-9 orang. Terbentuklah enam kelompok, yang masing-masing membentuk lingkaran kecil dan berdiskusi membuat yel-yel lalu menampilkannya. 

  Ada kelompok yang menggunakan jargon “Singkat saja!” dan “Paham!” dari konten kreator Kak Gem, “HU HA HU HU HA!” dengan pose mewing, nada lagu Ondel-ondel, hingga mengakhiri yel-yel dengan mengucap “Aamiin Ya Rabbal Alamin.” Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok yang tampil begitu kreatif sehingga terciptalah yel-yel yang unik dan menarik.

  Setelah itu, setiap kelompok berkreasi mewarnai tote bag bermotif Kawung dengan spidol warna. Batik ciptaan Sultan Kerajaan Mataram ini bermakna kesempurnaan, kemurnian dan kesucian. Bentuknya sejenis kelapa atau kolang kaling yang tertata rapi secara geometris. 

Potret Mewarnai Tote Bag

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Sesi mewarnai batik bertujuan untuk menanamkan rasa cinta budaya kepada generasi penerus. Batik merupakan identitas bangsa Indonesia yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Maka dari itu, pengenalan batik kepada anak-anak sangat penting demi menjaga warisan budaya tersebut.

  Selanjutnya adalah kuis berhadiah! Aru menunjukkan pengetahuan budayanya dengan menyebutkan lima alat musik tradisional Betawi. Ternyata, Aru juga merupakan peraih juara kedua dalam lomba dai Yayasan Al-Kahfi, tentunya tidak lepas dari tingginya semangat belajar Aru yang patut ditiru oleh Sobat TGR.

Potret Kuis Berhadiah

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Fun Mission Kebudayaan Indonesia

   Pada sesi misi kebudayaan ini, setiap kelompok berlomba mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya untuk meraih juara. Terdapat enam pos permainan yang terbagi menjadi dua sesi.

  Untuk memperoleh poin secara maksimal, setiap kelompok harus memenangkan pertandingan saat melawan kelompok lainnya. Kelompok pemenang memperoleh 50 poin, sedangkan kelompok yang kalah memperoleh 20 poin.

  Pada sesi pertama misi kebudayaan, terdapat tiga pos permainan yang difasilitasi oleh Tim TGR. Tiga pos tersebut adalah,

  • Pos 1: Congklak
  • Pos 2: Kuis rebutan
  • Pos 3: Urut kartu adat

  Pada pos satu, tersedia delapan papan congklak untuk dimainkan oleh masing-masing perwakilan kelompok A dan B. Selama 10 menit, mereka akan bermain dan berusaha mengumpulkan biji terbanyak. 50 poin akan diperoleh oleh kelompok yang anggotanya paling banyak menang saat bermain congklak setelah waktu berakhir.

  Keseruan dan kesenangan pun dirasakan adik-adik binaan saat bermain congklak. Aru mengaku bermain congklak sangat menantang, sedangkan Annisa begitu senang karena berhasil memenangkan permainan tersebut. 

Potret Bermain Congklak

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Usai bermain congklak, saatnya beralih ke pos dua yaitu kuis rebutan. Pada pos ini, kedua anggota kelompok saling berhadapan dan berebut untuk menjawab pertanyaan tentang kebudayaan Indonesia. Kelompok dinyatakan menang apabila paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar. 

  Persaingan antarkelompok begitu terasa saat kedua kelompok berupaya untuk merebut kesempatan menjawab kuis. Teriakan “Yess!!” sambil mengepalkan tangan menjadi ekspresi semangat usai peserta berhasil menjawab kuis dengan benar. Walaupun terkadang tidak berhasil menjawab, kedua kelompok terus berusaha untuk memenangkannya, pokoknya “maju terus pantang mundur”.

Potret Rebutan Pertanyaan

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Setelah saling berebutan, mari berlanjut ke pos tiga, yaitu urut kartu adat. Pos ini menguji daya ingat kedua kelompok untuk mengurutkan posisi kartu-kartu baju adat sesuai dengan poster yang tersedia. Setiap anggota kelompok perlu berbagi tugas untuk menghafal posisi kartu. 

Potret Keseriusan Mengurutkan Kartu Adat

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Sesi pertama sudah selesai. Maka dari itu, saatnya snack time sebelum berlanjut ke sesi kedua. Sama seperti sesi pertama, sesi kedua juga mempunyai tiga pos bermain, yaitu:

  • Pos 4: Puzzle pahlawan 
  • Pos 5: Teka-teki budaya 
  • Pos 6: Missing lyrics. 

  Pada pos empat, kelompok yang lebih dahulu berhasil menyusun puzzle bergambar pahlawan dinyatakan sebagai pemenang. Maka dari itu, setiap kelompok berlomba-lomba menyusun kepingan puzzle secara teliti. Walaupun terlihat rumit, setiap kelompok secara perlahan menyusun puzzle dengan baik, sabar dan tekun.

Membuat puzzle itu  seru banget karena bisa bermain dengan teman-teman dan kakak-kakaknya yang seru,” kata Annisa.

Potret Keseruan Menyusun Puzzle Pahlawan

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Dari pos puzzle, mari berlanjut ke pos lima, yaitu teka-teki budaya. Pos ini menyediakan satu lembar kertas kepada setiap kelompok yang berisi teka-teki silang bertemakan kebudayaan Indonesia. Oleh sebab itu, para anggota masing-masing kelompok berdiskusi untuk menyelesaikannya. 

Tebak-tebakan budaya seru banget! Soalnya jadi mengetahui ragam budaya Indonesia,” kata Aru.

Potret Menyelesaikan Teka Teki Budaya

(Dokumentasi TGR Community, 2025) 

  Usai memecahkan teka-teki budaya, saatnya menuju ke pos terakhir pada sesi kedua fun mission, yaitu pos enam. Setiap kelompok dalam pos ini menebak lirik lagu daerah yang hilang beserta judul lagu dan asal daerahnya. Menariknya, kakak-kakak relawan Voluntrip by Kitabisa, seperti Kak Amel dan Kak Adit, mengaku takjub dengan adik-adik binaan yang masih ingat dengan lagu-lagu daerah.

Adik-adiknya menurutku pada pinter-pinter soal budaya. Mereka lebih tahu soal  lagu-lagu daerah karena kami pun udah lupa ya. Nah, itu menurutku salah satu yang kita agak pressure tapi menarik banget semuanya, sih,” ujar Kak Amel.

Momen yang paling seru itu ketika main missing lyrics karena aku ga nyangka banget anak-anak masih tau lagu daerah, dibanding saya sendiri juga ga banyak tau. Itu keren banget, sih,” ujar Kak Adit.

Potret Serunya Missing Lyrics

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Setuju sama Kak Adit dan kak Amel, adik-adik binaan keren banget! Mereka mampu menghafalkan lagu daerah. Misi kebudayaan telah berakhir, selanjutnya tim TGR mengumumkan para juaranya dan membagikan hadiah. 

Potret Para Juara di Misi Kebudayaan

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

  Aru dan Annisa merasa senang usai bermain bersama kakak-kakak relawan. Oleh karena itu, Aru dan Annisa mempunyai harapan untuk kakak-kakaknya.

Semoga kakak-kakak semua selalu diberkahi, dilindungi dengan rahmat Tuhan, terus semoga panjang umur dan rezekinya berlimpah,” harap Aru untuk kakak-kakak yang hadir.

Kakak, lain kali kakak pada main ke sini lagi ya biar kita bisa pada main lagi,” harap Annisa.

  Selain itu, relawan Voluntrip by Kitabisa, yaitu Kak Adit, menceritakan senangnya bermain bersama adik-adik walaupun kelompok mereka kalah. Bagiku, itu pengalaman pertama mereka belajar bahwa tidak semua hal bisa sesuai dengan keinginan mereka,” ujarnya.

  Tidak hanya itu, Kak Amel dan Kak Adit juga berharap agar Tim TGR bersemangat melestarikan permainan tradisional. 

"Semoga terus-terusan berbuat baik kepada anak-anak. Terus membudayakan permainan tradisional yang penting banget untuk sedari dini dikenalkan,” harap Kak Amel.

Untuk Yayasan TGR, jangan pernah berhenti untuk terus memperkenalkan permainan tradisional dengan cara yang luar biasa,” harap Kak Adit.

  Humas Yayasan Al-Kahfi Johar Baru, Kak Tiara mengucapkan terima kasih atas kunjungan kakak-kakak relawan. Kak Tiara menilai baik pada kolaborasi antara yayasan dengan Tim TGR dan Voluntrip by Kitabisa.

“Terima kasih sudah mau berkunjung dan main dengan adik-adik yatim, piatu, dan dhuafa di Yayasan Al-Kahfi.  Nah, anak-anak itu butuh wadah gitu ya, karena anak di kawasan Johar Baru itu rawan banget dengan hal-hal kriminal. Anak-anak jadi semakin seneng, terus juga tadi kan ga ada diemnya ya, semoga jadi memori yang baik di mereka,” kata Kak Tiara.

  Sehabis pengumuman juara misi kebudayaan, saatnya foto bersama dan pembagian donasi kepada Yayasan Al-Kahfi cabang Johar Baru. Hal tersebut menutup kegiatan kali ini.

Foto Bersama 

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Lestarikan budayamu sebab daya tariknya besar. Cakep! Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar!

Untuk melihat keseruan acaranya, Sobat TGR bisa menonton dengan mengakses tautan berikut ini, ya! Selain itu, bagi Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, baik menjadi pengisi acara, tenant, maupun narasumber, cukup klik tautan di sini, ya(HCG/ed.AW)

Journalist: Henrique Carlos Guterres

Editor: Aghnina Wahdini

Graphic Designer: Aghnina Wahdini

QC/Publisher: Aghnina Wahdini

Permainan Tradisional Yayasan Al-kahfi Bermain Di Panti Asuhan Relawan Tgr Care
Komentari Tulisan