Hai, Sobat TGR! Pada kesempatan kali ini, Tim TGR hadir di Kinderfield-Highfield School Bogor untuk mengenalkan dan bermain permainan tradisional bersama para siswa. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 28 mei lalu, dengan dihadiri 200 siswa sekolah dasar kelas 1-6.
Acara ini diselenggarakan oleh inisiatif komite sekolah, yaitu Parents Support Group (PSG) dengan tujuan mempererat hubungan antar orang tua melalui pengenalan permainan tradisional Indonesia kepada anak-anak sejak dini. Dengan kegiatan yang interaktif dan edukatif ini, anak-anak diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya bangsa.
Parents Support Group (PSG) merupakan wadah bagi orang tua untuk berpartisipasi dalam mendukung program pendidikan di sekolah. Mereka berperan aktif dalam merancang, menyusun, dan mendampingi pelaksanaan kegiatan agar berjalan lancar serta melibatkan seluruh pihak, terutama anak dan keluarga.
Acara ini mengusung tema “Main Bareng, Cinta Negeri: Lomba Permainan Tradisional Anak Indonesia”. Selain itu, terdapat sepuluh permainan yang dimainkan di antaranya ular tangga, bulldozer, lari balok, bakiak, dampu, jejak, tarik tambang, egrang, telepon kaleng, dan gasing. Menarik bukan, Sobat TGR?
Sebelum bermain, peserta acara perlu melakukan pembelian tiket terlebih dahulu kepada pihak yang bersangkutan yaitu panitia Parents Support Group. Para peserta bebas untuk memainkan permainannya kapan saja, tapi harus menunjukkan tiketnya terlebih dahulu.
Setelah sesi penukaran tiket, para peserta mengunjungi pos permainan yang tersedia. Nah, terdapat sepuluh pos dengan beragam permainan tradisional.
Cara bermainnya yaitu dengan dua orang saling ngobrol lewat kaleng yang dihubungkan oleh benang. Satu orang berbicara yang lain mendengarkan. Suaranya dapat terdengar jika benangnya di kencangkan.
Potret Bermain Telepon Kaleng
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Cara bermain dampu cukup mudah, yaitu dengan melempar batu ke kotak, lalu loncat dengan menggunakan satu kaki maupun dua kaki, tergantung kotak apa yang berada di depan. Tantangannya jangan sampai menginjak garis atau jatuh.
Potret Bermain Dampu
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Permainan ini dimainkan secara beramai-ramai yaitu tiga orang dengan memasukkan kaki ke dalam papan bakiak. Ketiga orang tersebut harus jalan bersamaan sembari menjaga keseimbangan. Jika tidak bisa kompak, bisa jatuh tentunya.
Potret Bermain Bakiak
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Selanjutnya, di pos empat, ada permainan egrang. Permainan ini juga memerlukan keseimbangan. Cara bermainnya cukup mudah, yaitu dengan meletakkan kedua kaki pada tumpuan kayu, lalu berjalan sembari mempertahankan keseimbangan dengan menggenggam kuat tali pegangan.
Potret Bermain Egrang
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Pos kelima, terdapat permainan yang pasti sobat TGR sudah sering dengar. Ya, betul. Permainan selanjutnya adalah tarik tambang. Sesuai namanya, permainan ini dilakukan secara team dimana akan ada dua kelompok yang saling adu tarik tali tambang. Tim yang kuat dan kompak akan berhasil menarik tim lawan maju melewati garis tengah pembatas.
Potret Bermain Tarik Tambang
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Selanjutnya, di pos enam, ada permainan ular tangga. Jika ular tangga biasanya dimainkan dalam bentuk papan kertas dan pion, di acara ini, yang menjadi pion adalah peserta. Setiap peserta berkesempatan melempar dadu dan berjalan sesuai angka yang didapat. Jika mendapat tangga, naik cepat, tapi, jika mendarat di posisi ular, peserta harus turun dan mundur.

Potret Bermain Ular Tangga
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Permainan ini perlu kebersamaan dan kekompakkan. Satu orang menjadi “kepala”, sisanya berada di belakang dan berjalan sesuai dengan arahan orang yang berada di depan.

Potret Bermain Bulldozer
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Dalam permainan ini, pemain harus berlari dengan menggunakan balok dan tidak menyentuh permukaan. Siapa yang paling cepat dan tidak jatuh menjadi pemenangnya.

Potret Bermain Lari Balok
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Di pos selanjutnya, ada permainan gangsing atau gasing. Cara bermainnya sederhana. Sebuah gasing diputar menggunakan bantuan tangan dan tali. Pemain yang gasingnya berputar paling lama akan keluar sebagai pemenang. Kelihatan mudah, tapi membutuhkan skill dalam mengaitkan talinya.

Potret Bermain Gangsing
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Di pos terakhir, ada permainan jejak. Cara bermainnya tidak sulit, cukup mengikuti petunjuk yang sudah disiapkan. Jika yang pertama berupa kaki kanan, kaki kiri serta tangan kanan, peserta harus mengikutinya.
Meski terlihat mudah, permainan ini tetap membutuhkan ketelitian. Perlu fokus untuk permainan ini dalam menentukan tangan maupun kaki sebelah mana.

Potret Bermain Jejak
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Meskipun cuaca terik, semangat dan rasa penasaran peserta terhadap permainan tradisional tetap tinggi. Mereka terlihat antusias mengunjungi setiap pos dan mencoba permainan nya. Selain itu, sebagian besar dari mereka belum terlalu familiar dengan jenis permainannya.
Setelah semua peserta dipastikan mencoba permainan, acara dilanjutkan dengan sesi penyerahan sertifikat kepada Tim TGR oleh Kepala Sekolah. Pada saat sesi penyerahan sertifikat, kepala sekolah dan para orang tua penyelenggara acara sangat mengapresiasi kegiatan ini.

Potret Penyerahan Sertifikat
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Tak sampai di situ, para peserta juga memberikan berbagai pengalaman mereka mengenai acara tersebut. Kira-kira, apa aja ya pengalaman mereka? Jadi penasaran, deh!
“Seru, ada banyak permainan, terus aku bisa nyoba semua permainannya. Aku paling suka main tarik tambang bareng teman-teman,” kata Kalin dengan antusias.
“Aku suka acara ini, banyak permainan dan aku bisa bermain sama teman-teman. Permainan yang paling seru itu gasing. Awalnya susah banget mainnya, tapi karena aku latihan terus, jadi bisa deh,” seru Kenzo.
Dapat dilihat dari wawancara tersebut, nampak para peserta begitu senang dengan permainan yang ada. Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan salah satu orang tua siswa dan panitia acara dari Parents Support Group.
"Saya suka dengan tema acara kali ini yah, karena anak-anak bisa mengenal permainan jaman dulu. Hal ini juga membantu mengurangi penggunaan gadget. Anak-anak jadi bisa bermain, belajar dan bersosialisasi dengan teman yang lain,” ujar Ibu Sastri selaku orang tua peserta.
“Sebelumnya, kami sudah banyak melakukan kegiatan seperti ini yang gunanya untuk bonding para orang tua dan anak. Ini juga membantu anak-anak untuk lebih banyak berinteraksi dengan teman sebayanya dan tidak hanya fokus pada gadget”.
“Saya tidak menyangka kalau acara ini memberikan dampak positif bagi semua peserta dan orang tua, karena ini merupakan acara pertama yang bertemakan permainan tradisional”, Harapannya sih akan ada acara seperti ini lagi kedepannya,” tambah Ibu Fitri selaku panitia acara.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa para peserta sangat antusias dan menikmati permainan tradisional yang disediakan. Orang tua dan panitia juga mengapresiasi kegiatan ini karena mampu memperkenalkan budaya, mengurangi ketergantungan pada gadget, serta mendorong interaksi sosial anak. Kegiatan ini dinilai positif dan diharapkan dapat terus berlanjut di masa mendatang.
Yeay, kita sudah berada di penghujung acara nich, Sobat TGR! Sebelum acara ditutup, seperti biasa, kita perlu mengabadikan momen dengan foto bersama. One, two, three and say “KIMCHI!”

Potret Foto Bersama Parents Support Group
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari pengisi acara, tenant, hingga narasumber bisa hubungi kami di nomor berikut +62 856 9479 2992 (Salsha/Admin TGR). Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (NB/ed.EVA)
Journalist: Nadia Baharuddin
Editor: Eva Gianina K
Graphic Designer: Nurul Hidayat
QC/Publisher: R. Harvie R. B. R
Traditional Games Returns Tgr Goes To School Bermain Permainan Tradisional Kinderfield Bogor Permainan Tradisional Di SekolahMitra Kolaborasi:
Copyright © 2017 - 2025 Traditional Games Returns All rights reserved.