Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Program Pendidikan Ala Militer KDM: Pro dan Kontra, serta Dampaknya

Selasa, 05 Agustus 2025 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 339 Kali

Halo, Sobat TGR! Pendidikan merupakan salah satu media pengajaran kepada anak-anak agar mereka dapat mengembangkan diri, baik keterampilan, kecerdasan, hingga kepribadian. Dalam prosesnya, ada beberapa pendekatan dalam pendidikan yang sudah diterapkan, seperti salah satunya adalah pendidikan ala militer.

Pendidikan ala militer merupakan cara pemberian pengajaran kepada anak dengan melibatkan para anggota militer dalam pembentukan karakter pada anak. Nah, baru-baru ini kalau kalian mengikuti perkembangan berita, ternyata ada salah satu gubernur yang menerapkan pendidikan ala militer tersebut, lho!

Kang Dedi Mulyadi atau biasa disapa dengan “KDM” merupakan Gubernur Jawa Barat yang menerapkan pendidikan ala militer kepada pelajar bermasalah di daerah Jawa Barat. Lingkup “bermasalah” dalam konteks ini adalah pelajar yang suka bolos sekolah, tawuran, hingga minum-minuman keras.

Potret Pendekatan KDM dengan Pelajar yang Masuk Barak

Dalam programnya tersebut, KDM bersama dengan TNI AD mulai menerapkan pendidikan ala militer sejak 2 Mei 2025 lalu. Sebanyak 30-40 barak khusus telah disiapkan untuk pelajar terpilih dari beberapa sekolah melalui kesepakatan antara orang tua dan sekolah.

Program ini melibatkan tenaga pendidik (tendik) yang berasal dari TNI AD, Polri, Dinas Pendidikan, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), serta tendik sesuai bidang masing-masing. Adapun kegiatan yang diberikan terdiri dari pembelajaran materi sekolah, bimbingan konseling, latihan baris-berbaris, kedisiplinan, motivasi, penyuluhan wawasan, hingga outbound.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, mengungkapkan dalam wawancaranya dengan Tempo bahwa program yang mengusung nama Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan ini dilaksanakan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Bandung dan Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad, Purwakarta. Beliau juga menuturkan bahwa program ini bertujuan untuk membina pelajar tingkat SMP dan SMA atau sederajat yang memiliki permasalahan kepribadian maupun perilaku menyimpang agar dapat kembali menjadi pribadi yang lebih disiplin dan baik.

Namun, “sematang-matang”-nya program, pasti tetap ada yang pro dan kontra. Beberapa pihak yang pro terhadap program ini menganggap bahwa program ini dapat membentuk karakter individu yang lebih baik bagi pelajar di sekolah (Noviantoro, 2025).

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, mengungkapkan bahwa program ini tidak melibatkan kekerasan fisik. Menurutnya, program ini bertujuan untuk membentuk kedisiplinan, mental, tanggung jawab, dan moral pelajar.

Ketua Lembaga Pendidikan Anak Indonesia (LPAI), Kak Seto Mulyadi, juga ikut mendukung program ini. Menurutnya, program ini tidak mengambil hak dasar mereka sebagai anak. Mereka, para pelajar, masih mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan sehingga program ini bisa menjadi salah satu solusi bagi masa depan anak-anak yang bermasalah.

Potret Kunjungan Kak Seto di Barak Militer

Adapun dari sisi pelajar SMA yang mengikuti program, Fajril Ramadhan, mengungkapkan bahwa tidak ada kekerasan fisik yang didapatkannya selama di barak. Bahkan dia mendapatkan banyak pelajaran hidup, mulai dari kedisiplinan, ketaatan pada aturan, dan saling menghargai (Kompas.com, 2025).

Cerita Fajril Mengenai Program KDM

Sedangkan pihak yang kontra menyebutkan bahwa program ini masih perlu dikaji dan dipertimbangkan kembali karena berkaitan dengan Hak Anak. Hak Anak merupakan hak yang wajib dimiliki dan didapatkan oleh semua anak. Menurut Konvensi PBB 1989, Hak Anak terdiri dari sepuluh hak, yaitu: 

  1. Hak untuk bermain
  2. Hak untuk mendapatkan pendidikan
  3. Hak untuk mendapatkan perlindungan
  4. Hak untuk mendapatkan nama (identitas)
  5. Hak untuk mendapatkan status kebangsaan
  6. Hak untuk mendapatkan makanan
  7. Hak untuk mendapatkan akses kesehatan
  8. Hak untuk mendapatkan rekreasi
  9. Hak untuk mendapatkan kesamaan
  10. Hak untuk berperan dalam pembangunan.

Salah satu hak anak yang menjadi perhatian para pihak yang kontra adalah hak untuk mendapatkan pendidikan. Pengamat Pendidikan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, mengungkapkan bahwa program ini dianggap sebagai bentuk kegagalan sekolah dalam mendidik pelajarnya. Pun, program ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi psikologis dari pelajar yang dicap sebagai “anak nakal”.

Selain itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA), Diah Puspitasari Momon, juga mengatakan bahwa setiap kebijakan yang berhubungan dengan anak-anak perlu mempertimbangkan 10 hak dasar anak. Menurutnya, pembentukan karakter anak dapat mengoptimalkan peran guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.

Peran Guru BK di Sekolah

Meskipun program KDM tersebut menuai banyak pro dan kontra, ternyata pendidikan ala militer ini dapat memberikan berbagai dampak, lho! Apa saja sih dampaknya?

Menurut sejumlah pakar psikologi perkembangan, pendekatan pendidikan ala militer dapat menjadi intervensi awal yang efektif jika dirancang dengan baik. Sebagai contoh, anak yang masuk ke dalam barak militer akan lebih disiplin dan tanggung jawab, tahan mental dan fisik, serta bisa mengontrol diri. 

Selain itu, anak yang menjalankan program pendidikan tersebut lebih bisa untuk menentukan struktur dan arah dalam hidupnya. Hidup yang lebih terstruktur dan terarah akan menjadi suatu jalan perubahan menuju ke arah yang lebih baik lagi dalam jangka waktu yang panjang.

Namun, apabila pendekatan pendidikan ala militer ini tidak ada evaluasi menyeluruh maupun keterlibatan tenaga profesional, maka akan ada kemungkinan timbulnya dampak negatif. Bahkan pendekatan ini bisa menjadi tidak efektif dalam mendidik anak agar lebih disiplin dan baik lagi.

Ketidakefektifan tersebut bisa disebabkan oleh adanya tekanan selama proses pendidikan. Tekanan itu dapat membuat anak disiplin karena beranggapan bahwa dengan mereka disiplin mereka bisa lebih cepat keluar dari barak. Hal itulah yang membuat anak berubah bukan dari kesadaran dan keinginan dalam dirinya melainkan dari faktor keterpaksaan.

Selain itu, potensi luka psikologis juga dapat dirasakan oleh anak yang menjalankan pendekatan pendidikan tersebut. Anak akan merasa tidak dirangkul oleh pihak sekolah maupun orang tua karena tidak hadirnya peran keduanya selama di barak militer. Adapun pendidikan ala militer juga dapat mengaburkan peran guru BK dan konselor sekolah (Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa, 2025).

So, menurut Sobat TGR, apakah program KDM ini sudah efektif untuk diterapkan bagi pelajar di Jawa Barat bahkan di seluruh Indonesia? Atau ada alternatif lain yang lebih efektif untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia? Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (ACN/ed.NRA)

Writer: Ayu Cristhine Novianti

Editor: Naura Ashyffa

Graphic Designer: Nurul Hidayat

QC/Publisher: R. Harvie R. B. R

Referensi:

Ismail, B. (2025, Mei 6). Pemprov Jabar Siapkan Rp6 Miliyar untuk Program Pendidikan Karakter di Pusat Pelatihan TNI.  Retrieved from https://www.rmoljabar.id/pemprov-jabar-siapkan-rp6-miliar-untuk-program-pendidikan-karakter-di-pusat-pelatihan-tni

Kompas.com. (2025, Mei 21). Para Siswa Ungkap yang Sebenarnya Terjadi 2 Minggu di Barak Militer. Retrieved from https://bandung.kompas.com/read/2025/05/21/120134278/para-siswa-ungkap-yang-sebenarnya-terjadi-2-minggu-di-barak-militer?page=all

Kompasiana. (2022, Oktober 12). Pentingnya Peran Guru BK di Sekolah, Ini 5 Peran Penting Guru BK untuk Membantu Perkembangan Anak Didik. Retrieved from https://www.kompasiana.com/akhmadf/634636d04addee039c1e6732/pentingnya-peran-guru-bk-di-sekolah-ini-5-peran-guru-bk-untuk-membantu-perkembangan-anak-didik-untuk-meningkatkan-kemampuannya

Noviantoro, C. (2025, Mei 22). Pendidikan Karakter di Barak Militer Ala KDM: Solusi atau Ilusi? Retrieved from https://binokular.net/2025/05/22/pendidikan-karakter-di-barak-militer-ala-kdm-solusi-atau-ilusi/

Syafei, F. R dan Assifa, F. (2025, Mei 20). Cerita Fajril saat dididik di Barak Militer: Dulu Pecandu Game, Kini Jadi Lebih Disiplin dan Berprestasi. Retrieved from https://bandung.kompas.com/read/2025/05/20/162904078/cerita-fajril-saat-dididik-di-barak-militer-dulu-pecandu-game-kini-jadi?page=all

Tempo. (2025, Mei 20). Apa yang Diajarkan kepada Siswa di Barak Militer ala Dedi Mulyadi. Retrieved from https://www.tempo.co/politik/apa-yang-diajarkan-kepada-siswa-di-barak-militer-ala-dedi-mulyadi--1493926

Tintahijau.com. (2025, Mei 11). Kak Seto: Pendidikan Karakter di Barak Militer Ala KDM Tak Langgar Hak Anak. Retrieved from https://www.tintahijau.com/ragam/kak-seto-pendidikan-karakter-di-barak-militer-ala-kdm-tak-langgar-hak-anak/

Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (2025, Mei 13). 7 Dampak Positif dan Negatif Pendidikan Anak di Barak Militer. Retrieved from https://www.ybkb.or.id/7-dampak-positif-dan-negatif-pendidikan-anak-di-barak-militer/

Traditional Games Returns Tgr Parenting Parenting Militer Kang Dedi Mulyadi Kak Seto Pro Dan Kontra Anak Nakal Ke Barak Barak Anak Nakal Di Jawa Barat Dibawa Ke Barak
Komentari Tulisan