Halo, Sobat TGR! Pada tanggal 20 Juli 2025, dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional 2025, Lentera Anak berkolaborasi bersama komunitas Traditional Games Return (TGR) dan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) menggelar acara bermain gembira bersama anak untuk mengenalkan rokok dan bahaya rokok menggunakan permainan tradisional.
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Beringin, Rawasari, Jakarta Pusat, melibatkan 50 anak dan 12 relawan pendamping. Anak-anak yang ikut bermain umumnya masih bersekolah dengan rentang usia 8-15 tahun.
Penggagas acara ini adalah Aghnina Wahdini sebagai pendiri komunitas TGR sekaligus Social Media Officer Lentera Anak, yang juga sebagai Duta Denormalisasi Rokok dari SEATCA. Menurut Nina permainan tradisional bukan sekedar hiburan tapi juga alat membangun interaksi sosial, kreativitas, dan aktivitas fisik.
“Melalui permainan tradisional kami ingin anak-anak merasakan kebahagiaan bermain di alam terbuka, sekaligus membangun kesadaran mereka tentang bahaya rokok dan siasat industri rokok dalam memasarkan produknya,” jelas Nina.
Sebagai pendiri Komunitas Traditional Games Return (TGR), sejak 2016 Nina menggelar berbagai program agar anak tidak teradiksi gawai dan mau bermain. TGR sendiri berfokus pada pelestarian budaya Indonesia melalui berbagai permainan tradisional.
“Kami fokus pada hak bermain anak melalui berbagai permainan tradisional sambil melestarikan warisan budaya,” kata Nina.
Biasanya anggota TGR berkunjung ke ruang publik, seperti RPTRA atau ke sekolah untuk mengenalkan permainan tradisional. TGR juga memanfaatkan platform Meta, seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook untuk menjalin lebih banyak kolaborasi. Di akun Instagram @tgrcampaign, ia mengkampanyekan “Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar”.
Khusus menyambut Hari Anak Nasional 2025, Nina dan komunitas TGR menggelar permainan edukasi tentang rokok agar anak-anak paham bahaya rokok. Di acara bermain gembira di RPTRA Beringin, Nina mengemas permainan edukasi tentang rokok melalui permainan tradisional di enam pos game edukasi.
Di setiap pos game edukasi, anak-anak bermain sekaligus belajar.
Potret Sesi Bermain di Pos Permainan
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Kakak fasilitator yang memandu anak bermain juga memberikan sejumlah pertanyaan. Jika anak menjawab benar, mereka akan langsung mendapat hadiah. Suasana di setiap pos game edukasi sangat meriah. Anak-anak tidak hanya menikmati permainan di setiap pos, tapi juga riuh menjawab pertanyaan dari kakak fasilitator.
Di akhir permainan, anak-anak melukiskan harapan mereka tentang pentingnya hidup sehat dari rokok melalui media layang-layang. Ada anak yang menggambar keluarga bahagia tanpa rokok sebagai harapannya. Ada pula yang mencoretkan harapan tentang pemuda yang sukses karena tidak merokok.
Potret Sesi Melukis Layang-Layang
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Nina menjelaskan, edukasi bahaya rokok ini penting ditanamkan sejak usia dini untuk melindungi anak dari siasat pemasaran industri rokok yang menyasar anak.
“Industri rokok membuat kemasan rokok sangat unik, dan dipromosikan dengan kreatif. Ini menjadikan rokok terlihat normal di mata anak. Padahal rokok mengandung 7.000 bahan kimia berbahaya, dan 70 zat diantaranya sebagai penyebab kanker,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Pemerintah sudah mengatur larangan penjualan rokok dalam radius 200 meter dari sekolah dan tempat bermain anak melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan. Tapi banyak warung dekat sekolah yang masih menjual rokok eceran tanpa pengawasan.
“Bahkan di warung-warung, rokok ditempatkan sejajar dengan makanan anak, seperti permen dan camilan. Ini sangat berbahaya karena bisa mengaburkan bahaya rokok, padahal rokok bersifat adiktif dan faktor risiko penyakit tidak menular,” ujarnya dengan prihatin.
Kata Nina, tidak heran jika jumlah perokok anak terus meningkat. Data Kemenkes menyebutkan jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 70 juta orang, dan sebanyak 7,4 persen adalah kelompok usia 10–18 tahun. Begitu pula prevalensi perokok elektronik usia 10-18 tahun meningkat hampir 10 kali lipat dalam 2 tahun (2016-2018).
Kondisi ini menurut Nina harus menjadi perhatian serius Pemerintah dan masyarakat. Ia berharap peringatan Hari Anak Nasional 2025 dapat menjadi momentum untuk semakin menjauhkan anak dari rokok.
“Anak berhak mendapat perlindungan hak kesehatan tertinggi dan terlindungi dari segenap informasi menyesatkan dan membahayakan, yang kesemuanya bertujuan untuk mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak,” pungkasnya.
Hal ini mendapat apresiasi dari para relawan dan anak-anak peserta, yang juga membagikan pengalaman mereka selama acara. Antusiasme mereka menunjukkan bahwa kegiatan edukasi ini memberikan dampak positif.
“Saya senang bisa ikut berkontribusi menyebarkan informasi melalui cara yang menyenangkan, seperti permainan edukatif. Selain menambah wawasan saya pribadi, kegiatan ini juga memberikan pengalaman berharga dalam berinteraksi dengan anak-anak. Harapan saya, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut agar semakin banyak anak-anak lebih aware akan bahaya rokok," tutur Kak Evita salah satu relawan.
“Aku senang ikut acara ini, bisa main sama teman-teman sekaligus belajar supaya jangan dekat-dekat rokok,” imbuh Kevin salah satu peserta acara.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata untuk melindungi anak-anak dari paparan rokok sekaligus menghadirkan keceriaan mereka lewat permainan tradisional yang edukatif. Dengan adanya kegiatan seperti ini, pesan mengenai bahaya rokok bisa lebih mudah dipahami dan diingat anak-anak. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan terbebas dari pengaruh rokok.
“Don’t Let Tobacco Steal Your Breath!”
Potret Sesi Foto Bersama
(Dokumentasi TGR Community, 2025)
Sekian artikel kali ini, Sobat TGR. Sampai jumpa di artikel berikutnya, pantau terus, ya! Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari pengisi acara, tenant, hingga narasumber bisa hubungi kami di nomor berikut +62 856 9479 2992 (Salsha/Admin TGR). Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (LA & DIA/ed.KA )
Journalist: Lentera Anak & Nadia Baharuddin
Editor: Kirana Aulia Mecca Sihombing
Graphic Designer: Dinda Priska
QC/Publisher: Kirana Aulia Mecca Sihombing
#rptraberingin #lenteraanak #traditional Games Returns #seatca #harianaknasional2025 #nomoretobacco #tgreventMitra Kolaborasi:
Copyright © 2017 - 2025 Traditional Games Returns All rights reserved.