Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Orang Tua Membentak Anak, Emang Boleh?

Sabtu, 11 Oktober 2025 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 42 Kali

Halo, Sobat TGR! Kalian mungkin sudah cukup sering mendengar ungkapan “anak merupakan anugerah terbaik bagi setiap orang tua.” Namun, tidak semua orang siap menjadi orang tua dan panutan yang baik bagi anak.” Ungkapan yang miris untuk didengar, tetapi realita banyak menunjukkan bukti nyatanya.

Realita yang mungkin sering kita temukan di media sosial, atau bahkan di lingkungan sekitar, adalah orang tua yang menerapkan pola asuh toxic kepada anaknya. Salah satu contohnya adalah kekerasan verbal atau membentak anak.

Ilustrasi Orang Tua Membentak Anak

(sumber: Priyanka, 2022)

Membentak merupakan suatu respons emosional yang diungkapkan secara verbal dengan nada tinggi, tegas, dan penuh tekanan. Orang tua seringkali membentak anak tanpa sadar sebagai bentuk luapan emosi yang tidak terkontrol. 

Namun, tindakan tersebut dapat menciptakan dampak negatif bagi anak, loh! Kira-kira apa saja sih dampak negatifnya itu? Yuk, kita kupas tuntas bersama!

Anak Lebih Agresif

Ilustrasi Anak yang Agresif

(Sumber: detikhealth, 2015)

Anak yang sering terpapar bentakan orang tuanya akan cenderung meniru perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dampak dari bentakan juga akan memengaruhi aspek neurologisnya. Tingkat agresivitas anak menjadi lebih tinggi dan mengalami hambatan dalam mengelola konflik.

Dari hal tersebut, anak akan cenderung meniru perilaku agresif orang tua dalam interaksi mereka dengan teman sebaya maupun lingkungan sekitarnya. Pun anak akan lebih kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya karena perilaku agresif tersebut.

Anak Merasa Tidak Berharga dan Ragu

Ilustrasi Anak Minder

(Sumber: Tim Siap Nikah, 2020)

Anak yang sering mendapatkan bentakan orang tua dengan disertai kata kasar akan cenderung merasa tidak berharga dan ragu terhadap kemampuannya. Anak akan melabeli dirinya tidak cukup baik sehingga menurunkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup. Hal ini juga dipicu oleh perilaku orang tua yang sering membanding-bandingkan anak dengan teman sebayanya.

Anak Mengalami Stres dan Kecemasan

Ilustrasi Anak yang Mengalami Kecemasan

(Sumber: Syifa, 2021)

Bentakan dapat memicu produksi hormon stres, seperti kortisol, di otak anak. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, sistem limbik yang berperan dalam pengaturan emosi bisa terganggu. Akibatnya, anak lebih mudah mengalami stres, siklus tidurnya terganggu, dan fungsi kognitif dan emosionalnya menurun karena tubuh serta otaknya tidak memperoleh istirahat yang cukup.

Anak Mengalami Penurunan Daya Ingat

Ilustrasi Anak yang Demotivasi dalam Belajar

(Sumber: dr. Gracia Fensynthia, 2024)

Paparan stres kronis yang dialami anak akibat sistem limbik terganggu akan menyebabkan atrofi pada area otak, seperti hippocampus. Hippocampus memiliki peran penting dalam pembelajaran dan daya ingat. Ketika anak mendapatkan bentakan terus-menerus dan mengalami stress kronis, performa anak dalam belajar dan mengingat lebih rendah dibanding dengan teman sebayanya.

Hubungan Anak dan Orang Tua Tidak Baik

Ilustrasi Anak Menyakiti Orang Tua

(Sumber: Basundoro, 2022)

Orang tua yang sering membentak anak akan memberikan citra yang kurang baik bagi anak. Anak akan menilai orang tua menjadi tidak sayang mereka sehingga anak akan menarik diri dari orang tuanya.

Tidak sedikit pula kita temukan kasus-kasus di sosial media ada anak yang sakit hati kepada orang tuanya sehingga melakukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Maka dari itu, alangkah lebih baiknya orang tua menggunakan intonasi dan bahasa yang baik ketika menasehati anak.

Dari beberapa penjelasan di atas, ternyata dampak negatif yang timbul akibat membentak seserius itu, loh! Dampak-dampak yang tidak segera diatasi itu akan menimbulkan efek yang berkepanjangan bagi perilaku maupun emosional anak.

Kalian ketika punya anak, gak mau kan anak kalian berbalik kasar terhadap kalian? Bagi para orang tua yang masih suka meluapkan emosi kepada anaknya, yuk kita bareng-bareng untuk menguranginya. 

Kalian bisa melakukannya dengan tarik napas dan buang napas apabila emosi kalian akan meledak. Kalian juga bisa menjauh sejenak  dari anak kalian dahulu apabila emosi kalian sedang tidak stabil.

Selain itu, para orang tua juga perlu memberikan kasih sayang, pujian, dan komunikasi yang lembut kepada anak. Anak yang menerima pujian dan dukungan emosional, otaknya akan melepaskan hormon oksitosin dan dopamin yang berperan dalam meningkatkan rasa aman dan bahagia. 

Dengan demikian, anak yang berada di lingkungan yang penuh kasih sayang dan penghargaan akan lebih mudah dalam mengeksplorasi potensi diri, mengembangkan rasa ingin tahu, serta membangun kemampuan berpikir kritis. Lalu, sang buah hati akan jauh menjadi lebih dekat dan sayang deh!

So, untuk para orang tua maupun calon orang tua, mari kita belajar bersama-sama mengendalikan emosi. Sebab, “Jika kalian tidak mengendalikan emosi, emosi itu yang akan mengendalikan tindakan kalian, dan itu tidak baik.” — Mariano Rivera. Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (ACN/ed. HRV)

 

Writer: Ayu Christine Novianti

Editor: R. Harvie R. B. R

Graphic Designer: R. Harvie R. B. R

QC/Publisher: R. Harvie R. B. R

 

Referensi:

Basundoro, P. (2022). Kekerasan Anak terhadap Orang Tua. Diakses dari https://harian.disway.id/read/671955/kekerasan-anak-terhadap-orang-tua.

Care, P. H. (2024). Waspadai Dampak Sering Membentak Anak! Diakses dari https://puspa.alfirdausina.com/2024/07/18/waspadai-dampak-sering-membentak-anak/.

detikhealth. (2015). Sifat Agresif pada Anak Laki-laki Berhubungan dengan Kekuatan Tubuh. Diakses dari https://health.detik.com/anak-dan-remaja/d-2847433/sifat-agresif-pada-anak-laki-laki-berhubungan-dengan-kekuatan-tubuh.Gracia Fensynthia. ((2024). Stres pada Anak, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya. Diakses dari https://www.alodokter.com/6-hal-ini-membuat-anak-stres-bagaimana-mengatasinya.

Medis, T. K. (2025, Mei 14). 10 Bahaya Membentak Anak dan Pencegahannya. Diakses dari https://www.ciputramedicalcenter.com/bahaya-membentak-anak/.

Priyanka, D. (2022). Ini Bahaya yang Akan Terjadi Jika MomDad Membentak si Kecil! Diakses dari https://primaku.com/lifestyle/ini-bahaya-yang-akan-terjadi-jika-momdad-membentak-si-kecil-1671850491983

Senjawiani, S. P., Laila, R. S., & Purwati. (2025). Systematic Literature Review: Dampak Bentakan terhadap Kerusakan Otak dan Perilaku Anak. Ceria (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 288-300.

Syifa, M. (2021). Mengenal Gangguan Kecemasan pada Remaja. Diakses dari https://kumparan.com/mutia-syifa/mengenal-gangguan-kecemasan-pada-remaja-1wwQamI3Bkb.

Tim Siap Nikah. (2020). 10 Langkah Mendidik Anak Supaya Tidak Minder. Diakses dari https://siapnikah.org/10-langkah-mendidik-anak-supaya-tidak-minder/.

Traditional Games Returns Tgr Parenting Parenting Bolehkah Orang Tua Membentak Anak? Akibat Orang Tua Membentak Anak
Komentari Tulisan